SMA Negeri Ajibarang merupakan salah
satu SMA Negeri di Kabupaten Banyumas yang berasal dari SMA Pemda
Ajibarang yang dinegerikan. SMA Pemda Ajibarang berdiri pada tahun 1979
berlokasi di Desa Pancurendang Kecamatan Ajibarang dan atas prakarsa
para tokoh masyarakat antara lain :
1. Drs. Saut Manurung : Walikota Cilacap / Wedana Ajibarang
2. Drs. Sukamto : Wedana Ajibarang
3. Abu Hamid : Kepala SMP Negeri 1 Ajibarang
4. Waimoen : Kepala SMP Negeri 2 Ajibarang
5. H. Kasid Kartadidjaja : Tokoh masyarakat Ajibarang
6. Budi Rahardjo : Wiraswasta
7. Soerwan : Guru SMPN 1 Ajibarang
2. Drs. Sukamto : Wedana Ajibarang
3. Abu Hamid : Kepala SMP Negeri 1 Ajibarang
4. Waimoen : Kepala SMP Negeri 2 Ajibarang
5. H. Kasid Kartadidjaja : Tokoh masyarakat Ajibarang
6. Budi Rahardjo : Wiraswasta
7. Soerwan : Guru SMPN 1 Ajibarang
Sumber dana pembangunan SMA berasal dari iuran masyarakat di wilayah Kawedanan Ajibarang. Kepala Sekolah
dipercayakan kepada Drs. Saut Manurung (Walikota Cilacap), karena sibuk
pada tugas utamanya, maka tugas sehari-hari diserahkan kepada salah
satu guru yaitu Bapak R. Apenk Sunarto. Adapun jumlah kelas sampai 18
Februari 1984 sebanyak 11 kelas. Guru-gurunya berasal dari dari
guru-guru SMPN 1 Ajibarang, SMPN 2 Ajibarang dan SMAN 2 Purwokerto, juga dari beberapa guru SD.
Sedangkan tenaga Tata Usaha/Pembantu pelaksana sebagian besar sampai
sekarang masih tetap, namun sudah berstatus negeri. Sarana yang dimiliki
sampai saat penegerian adalah:
- 11 lokal ruang belajar
- 1 lokal ruang guru
- 1 lokal ruang kepala sekolah
- 1 lokal kantor tata usaha
- 1 bangunan WC, Kamar mandi dan sumur
- 1 buah tiang bendera (sekarang dijadikan monument penegerian)
- 1 lokal ruang guru
- 1 lokal ruang kepala sekolah
- 1 lokal kantor tata usaha
- 1 bangunan WC, Kamar mandi dan sumur
- 1 buah tiang bendera (sekarang dijadikan monument penegerian)
Riwayat Tentang SMA Negeri Ajibarang
SMA Negeri Ajibarang secara resmi sejak tanggal 18 Februari 1984 (Penegerian), namun saat SMA ini dinegerikan Kepala Sekolah masih diampu oleh Kepala SMA Negeri 1 Purwokerto (Bapak Sudiro Wirohartono). Saat itu pula belum ada guru tetap,(semuanya masih guru pinjaman). Sejak tanggal 15 Maret 1984 tugas Kepala Sekolah dipegang oleh Bapak Soepeno, B.A(Surat Kawat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 17328/C/K 1-2/1985 tanggal 1 Maret 1985). Maka sejak saat itu Bapak Soepeno, B.A, menjadi Kepala Sekolah yang pertama. Situasi dan kondisi yang diserahterimakan dari Bapak Drs. Soediro Wirohartono kepada Bapak Soepeno, BA, masih tetap (seperti pada waktu penegerian). Mengingat kesulitan yang pernah dialami yaitu dengan adanya guru pinjaman dari sekolah lain, maka ketika sekolah asal sedang mengadakan test, sebgaian besar gurunya ditarik kembali ke sekolah masing-masing (sekolah asal) sehingga praktis SMA Negeri Ajibarang tidak ada guru yang mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi kurang tertib.
Belajar dari kenyataan tersebut, maka Kepala Sekolah mengambil kebijakan untuk melepas guru-guru pinjaman tersebut dan mengangkat guru-guru wiyata bakti yang berpendidikan sesuai sebagai Guru SMA. Tahun demi tahun kekurangan guru dapat diatasi dengan di droping dari penempatan guru baru dari pemerintah.
SMA Negeri Ajibarang secara resmi sejak tanggal 18 Februari 1984 (Penegerian), namun saat SMA ini dinegerikan Kepala Sekolah masih diampu oleh Kepala SMA Negeri 1 Purwokerto (Bapak Sudiro Wirohartono). Saat itu pula belum ada guru tetap,(semuanya masih guru pinjaman). Sejak tanggal 15 Maret 1984 tugas Kepala Sekolah dipegang oleh Bapak Soepeno, B.A(Surat Kawat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 17328/C/K 1-2/1985 tanggal 1 Maret 1985). Maka sejak saat itu Bapak Soepeno, B.A, menjadi Kepala Sekolah yang pertama. Situasi dan kondisi yang diserahterimakan dari Bapak Drs. Soediro Wirohartono kepada Bapak Soepeno, BA, masih tetap (seperti pada waktu penegerian). Mengingat kesulitan yang pernah dialami yaitu dengan adanya guru pinjaman dari sekolah lain, maka ketika sekolah asal sedang mengadakan test, sebgaian besar gurunya ditarik kembali ke sekolah masing-masing (sekolah asal) sehingga praktis SMA Negeri Ajibarang tidak ada guru yang mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi kurang tertib.
Belajar dari kenyataan tersebut, maka Kepala Sekolah mengambil kebijakan untuk melepas guru-guru pinjaman tersebut dan mengangkat guru-guru wiyata bakti yang berpendidikan sesuai sebagai Guru SMA. Tahun demi tahun kekurangan guru dapat diatasi dengan di droping dari penempatan guru baru dari pemerintah.
(Sumber:http://dindik.bms.web.id/sma/sma-negeri-ajibarang/)
0 komentar:
Posting Komentar